BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pengaruh globalisasi telah menyentuh
berbagai aspek kehidupan masyarakat yang berdampak pada persaingan global.
Salah satu persaingannya adalah MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). MEA merupakan kerjasama wilayah meliputi
pengembangan dan peningkatan kapasitas SDM, pengakuan terhadap kualifikasi
profesional, konsultasi kebijakan makro ekonomi dan keuangan, langkah-langkah
pembiayaan perdagangan, peningkatan infrastruktur dan konektivitas komunikasi;
pengembangan transaksi elektronik melalui e-ASEAN, mengintegrasikan industri di seluruh wilayah
untuk mempromosikan sumber daerah, dan meningkatkan keterlibatan sektor swasta
untuk membangun masyarakat ekonomi ASEAN. Dengan berlakunya MEA ini, semua
masyarakat dituntut untuk bisa bersaing dengan dunia internasional dan semua
sektor harus bisa mempersiapkan diri dalam menghadapi era ini, khusunya dunia perpustakaan.
Dunia
perpustakaan merupakan
jantung dari pendidikan harus bersiaga dan harus bisa mempersiapkan diri agar tetap eksis, mampu bersaing dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara dan mampu meningkatkan kualitas informasi dan kualitas layanannya. Kualitas informasi meliputi ketersediaan informasi, kelengkapan informasi, semua fasilitasnya dan kualitas layanan tentunya terletak pada sumber daya manusia atau pustakawan. Pustakawan sebagai agen perubahan untuk majunya sebuah perpustakaan perlu meningkatkan daya saingnya sehingga era globalisasi menuntut tingkat intelektualitas pustakawan yang tinggi. Pustakawan wajib mengkaji potensi yang ada di perpustakaan atau pusat informasi yang dikelolanya untuk mendapat gambaran apakah potensi yang ada, mulai dari sumber daya pustakawan, koleksi sampai fasilitas layanan sudah cukup siap untuk dilayankan dan akan mampu memenuhi kebutuhan anggota masyarakat ASEAN. Kajian ini nantinya akan dapat digunakan untuk menentukan arah pengembangan kualitas perpustakaan atau pusat informasi agar dapat dimanfaatkan secara optimal. Untuk dapat menjalankan dua orientasi ini sudah pasti diperlukan kompetensi yang sangat tinggi pada diri pustakawan. Yang perlu disadari dan diperhatikan adalah bahwa ketika pustakawan Indonesia sedang mempersiapkan diri dengan meningkatkan kompetensinya, pada saat yang sama, semua pustakawan se-ASEAN juga melakukan persiapan yang sama agar dapat bersaing dengan pustakawan Indonesia.
jantung dari pendidikan harus bersiaga dan harus bisa mempersiapkan diri agar tetap eksis, mampu bersaing dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara dan mampu meningkatkan kualitas informasi dan kualitas layanannya. Kualitas informasi meliputi ketersediaan informasi, kelengkapan informasi, semua fasilitasnya dan kualitas layanan tentunya terletak pada sumber daya manusia atau pustakawan. Pustakawan sebagai agen perubahan untuk majunya sebuah perpustakaan perlu meningkatkan daya saingnya sehingga era globalisasi menuntut tingkat intelektualitas pustakawan yang tinggi. Pustakawan wajib mengkaji potensi yang ada di perpustakaan atau pusat informasi yang dikelolanya untuk mendapat gambaran apakah potensi yang ada, mulai dari sumber daya pustakawan, koleksi sampai fasilitas layanan sudah cukup siap untuk dilayankan dan akan mampu memenuhi kebutuhan anggota masyarakat ASEAN. Kajian ini nantinya akan dapat digunakan untuk menentukan arah pengembangan kualitas perpustakaan atau pusat informasi agar dapat dimanfaatkan secara optimal. Untuk dapat menjalankan dua orientasi ini sudah pasti diperlukan kompetensi yang sangat tinggi pada diri pustakawan. Yang perlu disadari dan diperhatikan adalah bahwa ketika pustakawan Indonesia sedang mempersiapkan diri dengan meningkatkan kompetensinya, pada saat yang sama, semua pustakawan se-ASEAN juga melakukan persiapan yang sama agar dapat bersaing dengan pustakawan Indonesia.
Untuk
memenangkan persaingan di negara asing,
tentu saja calon tenaga kerja yang
sangat siap dan pasti sangat berkompeten. Kehadiran pustakawan dari
negara-negara ASEAN ini sudah jelas akan menjadi kompetitor bagi tenaga
pustakawan warga negara Indonesia untuk mendapatkan kesempatan kerja di
Indonesia. Secara alami, mereka yang memiliki kompetensi lebih tinggi, akan
memenangkan persaingan dalam persaingan mendapatkan pekerjaan sebagai pustakawan.
Kebebasan arus untuk membuka lembaga atau perusahaan yang bergerak di bidang
penyediaan atau penjualan jasa juga akan memungkinkan negara-negara ASEAN
membuka lembaga atau perusahaan di bidang jasa informasi atau bahan pustaka.
Seperti juga pengiriman tenaga kerja, lembaga atau perusahaan jasa yang akan
dibuka di Indonesia pasti memiliki kualitas produk layanan jasa yang sangat
baik. Wajar juga juga apabila masyarakat Indonesia kemudian lebih memilih
membeli atau menggunakan jasa layanan yang paling berkualitas. Keberadaan
lembaga atau perusahaan layanan jasa ini dipastikan menjadi kompetitor lembaga
dan perusahaan jasa layanan informasi dan bahan pustaka milik Indonesia.
1.2
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana daya saing pustakawan
Indonesia?
2.
Bagaimana strategi pustakawan dalam
menghadapi MEA?
1.3
Tujuan
1.
Untuk mengetahui daya saing pustakawan
Indonesia
2.
Untuk mengetahui strategi pustakawan
dalam menghadapi MEA
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Daya
Saing Pustakawan Indonesia
Pada
zaman sekarang, tingkat kompetisi saat bergulirnya MEA khususnya aspek tenaga kerja
jelas semakin ketat. Kondisi tersebut membutuhkan langkah strategis dan para
pustakawan yang mempunyai kompetensi harus bisa bertahan dan mereka juga harus
bisa bersaing. Dengan adanya MEA ini, akan membuat kemudahan bagi pustakawan
luar negeri untuk masuk ke negara kita. Sehingga membuat pustakawan di negara
kita merasa khawatir karena mereka harus menghadapi persaingan dengan pustkawan
dari negara lain. Jika puskawan kita tidak bisa bersaing, itu akan membuat
pustakawan menjadi penonton di negara sendiri. Untuk bersaing dengan pustakawan
dari luar negeri, para pustakawan di negara kita dituntut
untuk lebih meningkatkan kemampuan dan pengetahuan dalam bidang
kepustakawanannya sehingga dapat meningkatkan pelayanan dengan lebih baik,
profesional, dan mereka juga harus memiliki kode etik profesi pustakawan
sehingga mereka bisa disebut sebagai pustakawan yang sangat profesional.
Selain
kemampuan dan pelayanan yang baik, para pustakawan juga harus ditopang dengan
pengembangan dan pembinaan dari berbagai lembaga yang mempunyai relasi langsung
dengan aktifitas pengembangan perpustakaan dan pembinaan pustakawan di Indonesia.
Para pustakawan yang profesional juga di daari pada etos kerjanya yang tinggi
dalam mengelola dan melayani para pemustaka. Dengan ditetapkannya MEA pada
tahun 2015 membuat daya persaingan antar perpustakaan menjadi semakin berat.
Oleh sebab itu, para pustakawan harus bisa meningkatkan kemampuannya dan mereka
juga harus bisa menyesuaikan budayanya dengan perubahan lingkungan dalam
memasuki era MEA. Nilai-nilai yang sesuai dengan perubahan MEA bisa kita
pertahankan dan nilai yang tidak sesuai harus kita tinggalkan.
Sebagai
pustakawan, kita tidak bisa merelakan pustakawan dari luar negeri untuk masuk
ke negara kita. Untuk itu para pustakawan Indonesia harus bisa percaya diri
untuk bisa bersaing dengan pustakawan dari negara lain yang ingin bekerja di
Indonesia dan untuk menumbuhkan motivasi bagi para pustakawan supaya mereka
bisa maju, pustakawan hendaknya ingat bahwa tugas mereka yaitu mengelola sumber
informasi serta melayani para pemustaka. Dengan demikian, wujud dari adanya
kesepakatan mengenai MEA nantinya juga akan berdampak pada pustakawan yaitu
terbukanya peluang lebih lebar untuk terciptanya lapangan pekerjaan yang luas
bagi pustakawan Indonesia. Jadi dalam MEA
nantinya, baik kualitas maupun ketrampilan yang dimiliki pustakawan akan
menjadi penentu sehingga pustakawan perlu dibekali dengan berbagai pengetahuan
yang mampu untuk meningkatkan kompetensi diri sebagai pustakawan profesional.
2.2
Strategi
Pustakawan dalam Menghadapi MEA
Di
Indonesia perpustakaan masih dianggap sebelah mata oleh sebagian masyarakat,
padahal perpustakaan merupakan antung dari sebuah institusi pendidikan dan
sumber belajar teraktual. Agar bisa
memiliki daya saing dan perpustakaan tetap mampu bertahan di era global, maka
perpustakaan harus bisa berkembang mengikuti perkembangan zaman. Oleh sebab
itu, para pustakawan diharapkan mampu melakukan berbagai tugasnya dalam
menghadapi MEA, dimana perpustakaan itu dituntut untuk mampu meningkatkan
kualitasnya. Untuk mencapai hal tersebut, pustakawan harus bisa memiliki berbagai
kemampuan untuk menjalankan perannya sebagai pustakawan. Hal ini sangat penting
dimiliki oleh seorang pustakawan karena adanya persaingan yang ketat. Ada
beberapa kemampuan yang harus dimiliki oleh pustakawan dalam menghadapi MEA,
yaitu;
1.
Interpersonal skill
Merupakan
salah satu kunci kesuksesan dalam pekerjaan. Dalam perpustakaan, para
pustakawan harus bisa berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik kepada
pemustaka maupun dangan sesama rekan kerjanya. Sehingga setiap pemustaka yang
berkunjung ke perpustakaan akan merasa di perhatikan dengan baik dan itu akan
membuat pemustaka selalu mengunjungi perpustakaan. Para pustakawan juga harus
mendekatkan diri secara personal dengan pemustaka dan menanyakan kebutuhan dan
keinginan pemustaka.
2.
The spirit to hospitality
Merupakan
sikap penyambutan atau penerimaan pemustaka di sebuah perpustakaan. Di dalam
sebuah perpustakaan hal pertama yang di perhatikan yaitu kondisi perpustakaan
yang bersih dan penataan ruang yang rapi serta fasilitas yang bersih sehingga
dapat menciptakan kesan yang baik dengan para pemustaka. Dalam memberikan
layanan, para pemustaka juga harus bisa memberikan kualitas layanan yang baik
sehingga pustakawan dapat memberikan kesan yang baik terhadap pemustaka.
3.
Language skill
Penguasaan bahasa merupakan hal yang
sangat penting bagi pustakawan, terlebih untuk era MEA. Agar mampu
berkomunikasi secara internasional, pustakawan harus mempunayi kemampuan menguasai
bahasa asing yakni bahasa inggris. Dengan adanya kemampuan tersebut, para
pustakawan bisa memperoleh kesempatan yang luas untuk menjadi pustakawan di
negara ASEAN. Para pustakawan harus bisa melayani para pemustaka di ASEAN degan
menggunakan bahasa asing.
4.
Good computer skill
Saat
ini penggunaan teknologi harus bisa di kuasai oleh pustakawan karena pustakawan
harus bisa mengikuti perkembangan zaman dan supaya posisinya tidak tergeser
oleh bidang TI.
5. Pemasaran
Pustakawan harus bisa memperkenalkan
perpustakaan kepada masyarakat dan memperkirakan tentang kebutuhan masyarakat
akan informasi dan bahan pustaka, kemudian pustakawan harus bisa meyakinkan
masyarakat bahwa dengan mereka menggunakan layanan jasa informasi maslah mereka
bisa terselesaikan.
BAB
III
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
MEA
merupakan tantangan baru bagi pustakawan Indonesia. Untuk itu pustakawan di
Indonesia sudah saatnya membekali diri dengan banyak kemampuan agar sanggup
memenuhi permintaan dan pemenuhan kebutuhan masyarakat ASEAN. Dengan berlakunya
MEA ini, semua masyarakat dituntut untuk bisa bersaing dengan dunia
internasional dan semua sektor harus bisa mempersiapkan diri dalam menghadapi
era ini, khusunya dunia perpustakaan. Pustakawan sebagai agen perubahan untuk
majunya sebuah perpustakaan perlu meningkatkan daya saingnya sehingga era
globalisasi menuntut tingkat intelektualitas pustakawan yang tinggi. Pustakawan
wajib mengkaji potensi yang ada di perpustakaan atau pusat informasi yang
dikelolanya untuk mendapat gambaran apakah potensi yang ada, mulai dari sumber
daya pustakawan, koleksi sampai fasilitas layanan sudah cukup siap untuk
dilayankan dan akan mampu memenuhi kebutuhan anggota masyarakat ASEAN. Kajian
ini nantinya akan dapat digunakan untuk menentukan arah pengembangan kualitas
perpustakaan atau pusat informasi agar dapat dimanfaatkan secara optimal.
5.2
Saran
MEA
merupakan salah satu tantangan bagi pustakawan untuk bersaing dengan pustakawan
dari negara lain, dimana dengan adanya MEA ini para pustakawan di tuntut untuk meningkatkan
daya saingnya sehingga era globalisasi menuntut tingkat intelektualitas
pustakawan yang tinggi.
DAFTAR RUJUKAN
http://lib.uin-suska.ac.id/?j=1446613330 (02 Oktober 2016)
http://pustakawan.perpusnas.go.id/jurnal/2015/Kesiapan%20Pustakawan%20Indonesia%20Menyongsong%20MEA%202015.pdf (02 Oktober 2016)
https://core.ac.uk/download/pdf/11889688.pdf (02 Oktober 2016)
http://www.indotelko.com/kanal?c=id&it=meningkatkan-daya-saing-indonesia-menghadapi-mea (02 Oktober 2016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar